
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya atau Romo Mangun adalah tokoh bangsa yang berperan sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga era reformasi. Banyak orang mengenal dia sebagai imam Katolik, arsitek, penulis, dan budayawan yang mengabdikan hidupnya bagi rakyat kecil. Kisah Romo Mangun menunjukkan bahwa perjuangan bisa dilakukan melalui pendidikan bukan hanya dengan senjata.
Pada masa kemerdekaan, Romo Mangun ikut berjuang secara fisik. Ia bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat Divisi III, Batalyon X, dan Kompi Zeni pada 1945–1946. Ia juga pernah menjadi komandan Seksi TP Brigade XVII, Kompi Kedu dan ikut bertempur di Magelang, Ambarawa, dan Semarang. Pengalaman-pengalaman ini menunjukkan keberanian dan patriotismenya di usia muda.
Setelah kemerdekaan, Romo Mangun memilih perjuangan dalam bentuk lain. Ia mendedikasikan hidupnya bagi masyarakat miskin dengan menjadi seorang pastor, arsitek, dan budayawan. Ia mendampingi korban pembangunan Waduk Kedung Ombo, mendirikan komunitas di pinggir Kali Code, dan membangun permukiman layak bagi kaum marginal hingga memperoleh Aga Khan Award tahun 1992. Ia bahkan pernah melakukan mogok makan pada 1986 dalam perjuangan di Kali Code sebagai bentuk keberpihakan total pada rakyat kecil. Selain itu, ia juga mendirikan SD Kanisius Mangunan dan Laboratorium Dinamika Edukasi Dasar, yang menekankan pembelajaran kreatif dan humanis. Melalui esai, novel, dan tulisan kritisnya, ia bersuara lantang terhadap ketidakadilan sosial dan budaya, menjadi bagian dari perjuangan moral bangsa menuju reformasi.
Karya monumentalnya di bidang sastra adalah novel Burung-Burung Manyar, yang menceritakan tentang pergulatan sejarah dan kemanusiaan Indonesia. Dari novel ini, ia meraih Ramon Magsaysay Award tahun 1996. Selain itu, ia juga menerima penghargaan lain seperti Kincir Emas dan Bintang Budaya Parama Dharma. Semua penghargaan ini menunjukkan kemampuannya yang diakui baik di dalam maupun luar negeri.
Dari perjalanan hidupnya, terdapat banyak nilai yang bisa diteladani. Dari masa kemerdekaan, kita dapat melihat nilai keberanian dan patriotisme. Kepedulian sosial terlihat jelas dari semangatnya tinggal bersama masyarakat miskin dan membela korban pembangunan. Kesederhanaan dan kerendahan hati tercermin dari pilihannya meninggalkan arsitektur megah untuk mengembangkan “arsitektur rakyat.” Ia juga menunjukkan ketekunan dan kecintaan pada ilmu, serta kreativitas dan sikap kritis dalam karya sastra dan kritik sosialnya. Semua ini berpadu dengan semangat humanisme dan solidaritas, karena perjuangannya selalu berpihak pada martabat manusia.
Nilai-nilai tersebut sejalan dengan ajaran Kitab Suci. Dalam Matius 25:40 dikatakan, “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Hal ini tampak dalam pengabdian Romo Mangun di bantaran Kali Code. Yakobus 2:17 menegaskan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati, dan Romo Mangun mewujudkan imannya melalui tindakan nyata. Amsal 31:8–9 yang menyerukan pembelaan terhadap orang lemah juga hidup dalam keberpihakannya pada korban pembangunan Waduk Kedung Ombo.
Nilai-nilai tersebut juga relevan dengan semangat Vinsensian. Pelayanan bagi kaum miskin menjadi ciri utama hidup Romo Mangun, sama dengan semangat Santo Vinsensius yang mengajarkan “option for the poor”. Keadilan sosial dan solidaritas terlihat dalam keberpihakannya pada rakyat kecil. Kasih dalam tindakan nyata ia wujudkan dalam pendidikan dan pendampingan masyarakat, sementara semangat pemberdayaan tampak dalam arsitektur sosial yang membantu masyarakat miskin hidup bermartabat.
Romo Mangun adalah teladan tentang bagaimana iman, ilmu, dan karya berpadu demi kemajuan bangsa. Dari perjuangan fisik hingga perjuangan sosial, ia menunjukkan bahwa cinta tanah air berarti juga membela martabat manusia. Nilai-nilainya sejalan dengan Kitab Suci sekaligus semangat Vinsensian, sehingga warisan moral dan spiritualnya tetap relevan bagi bangsa Indonesia yang terus berjuang membangun masyarakat yang adil dan manusiawi.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.