Hari ini, pada Rabu, 1 Oktober 2025. Hari yang biasanya terasa biasa saja, menjadi hari yang penuh dengan kesibukan. Hal ini berawal dari tugas yang diberikan oleh guru kami untuk bertanding permainan bernama mahjong, dengan side quest memasak. Kami sekelas bersepakat untuk membuat nasi hainan dan coconut milk pudding. Kami mulai dengan mencari resep dan menu terlebih dahulu, lalu kami menguji cobanya di rumah salah satu teman kami. Saat itu dessert kami gagal jadi kami beralih untuk membuat coconut milk pudding.
NASI HAINAN (文昌雞)
Nasi ayam Hainan merupakan masakan Tionghoa yang sering dikaitkan dengan masakan Malaysia, masakan Singapura dan masakan Kepulauan Riau, tetapi juga sering ditemui di negara tetangga Thailand, serta juga di wilayah Hainan, Tiongkok. Nasi hainan berasal dari provinsi Hainan di Tiongkok selatan. Hidangan ini awalnya dikenal dengan nama “Wenchang Chicken Rice”, yang berasal dari kota Wenchang, tempat ayam berbulu halus dan berdaging lembut banyak dibudidayakan.
Pada masa akhir Dinasti Qing (sekitar abad ke-19), banyak penduduk Hainan merantau ke Asia Tenggara, terutama ke Singapura, Malaysia, dan Thailand untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Para perantau ini membawa resep tradisional ayam rebus khas Hainan yang kemudian mereka kembangkan dengan bahan-bahan lokal di tempat tinggal baru.
Di Singapura, hidangan ini mengalami penyesuaian dan menjadi sangat populer dengan nama “Hainanese Chicken Rice”. Nasi Hainan kemudian diakui sebagai makanan nasional Singapura, tetapi tetap dikenal luas sebagai hasil budaya kuliner perantau Tionghoa dari Hainan. Kini, nasi Hainan dapat ditemukan di banyak negara Asia.
COCONUT MILK PUDING (椰奶布丁)
Di Hainan, China sering menggunakan santan, kelapa dan mangga di masakannya terutama di dessertnya. Hal ini dikarenakan kondisinya yang tropis dan campuran 3 bahan ini dapat membuat rasa yang menyegarkan. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk membuat puding dari santan kelapa dan mangga.
Setelah mencari resep-resep dari internet, akhirnya setiap tim masak berkumpul untuk melakukan trial membuat nasi hainan dan puding. Pastinya tidak semua selalu berjalan mulus, kami sempat gagal dalam membuat puding. Namun, hal ini tidaklah membuat kami menjadi putus asa. Kami mencari cara lain untuk menyiasati kegagalan itu.
Setelah mencari resep-resep dari internet, akhirnya setiap tim masak berkumpul untuk melakukan trial membuat nasi hainan dan puding. Pastinya tidak semua selalu berjalan mulus, kami sempat gagal dalam membuat puding. Namun, hal ini tidaklah membuat kami menjadi putus asa. Kami mencari cara lain untuk menyiasati kegagalan itu.
Akhirnya hari yang ditunggu telah tiba, dengan semangat, kami segera mengatur tempat untuk memasak di depan pohon cinta sekolah. Semua terasa sibuk di sekitar pocin. Ada yang memotong ayam, memotong mangga, memasak nasi, dan masih banyak lagi. Begitu nasi dan ayam matang, wangi semerbak langsung memenuhi area pocin. Orang-orang berdatangan hanya untuk melihat apa yang sedang kami masak.

Di sisi lain, terdapat puding yang sedang menunggu di kulkas agar dapat terbentuk dengan baik. Kami membentuk es menjadi bentuk kelinci, sehingga selain enak rasanya, juga enak dipandangnya. Setelah beberapa saat, kami mulai menghias makanan kami. Puding kami hias dengan potongan buah mangga yang menambah kesan segar untuk puding. Setelah itu kami menata nasi dan puding dengan baik di display kita lalu mengajak guru-guru untuk mencoba makanan kami.

Kami saling bertukar tawa saat melaksanakan tugas ini. Tingkah-tingkah konyol salah satu teman kami, membuat suasana menjadi hangat. Disini, kami tidak mengenal kata jaim, kami saling memperlihatkan sifat-sifat kami tanpa takut. Akhirnya, kegiatan side quest ini pun berjalan dengan lancar, kami saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas ini. Hal ini bukan hanya sekedar keberhasilan dalam menyelesaikan side quest, tetapi juga bagaimana dalam tugas ini kami belajar untuk mengetahui dan menghargai budaya lain, serta mempererat rasa pertemanan kami.

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.