Belajar Budaya Lewat Rasa dan Strategi: Praktik Mandarin Unik Kelas XII-A2

Rabu, 1 Oktober 2025, kelas XII-A2 SMA Katolik St. Louis 1 memiliki kegiatan yang sangat unik. Pada saat jam pelajaran Bahasa Mandarin, tidak ada buku pelajaran yang dikeluarkan dan tidak ada materi yang disampaikan oleh guru. Mengapa demikian? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh kelas XII-A2? 

Kenyataannya, pada hari itu kelas XII-A2 turut melaksanakan penilaian praktik mata pelajaran Mandarin, yang mencakup dua kegiatan atau dua praktik, yaitu bermain mahjong dan memasak makanan khas Hainan yang merupakan budaya Tionghoa.

Dalam waktu yang terbatas, seluruh anggota kelas XII-A2 saling membantu dalam mempersiapkan kegiatan ini. Ada murid yang membantu menyiapkan meja, alat, dan barang-barang yang diperlukan untuk kegiatan memasak. Disisi lain, ada beberapa murid yang sedang menata meja beserta tiles yang diperlukan untuk bermain mahjong. Beberapa anak sudah siap untuk menjadi wasit dan time keeper dalam permainan mahjong, dan juga ada beberapa yang sudah siap untuk memasak. Tidak hanya itu, terdapat juga murid-murid yang standby untuk mendokumentasikan momen-momen dari kedua kegiatan ini. 

Kelas XII-A2 memilih memasak Nasi Hainan sebagai main course dan Coconut Pudding + Mango Salad sebagai dessert. Untuk proses pembuatan Nasi Hainan, beberapa anak menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk memasak nasi, seperti beras, bawang putih, jahe, saus tiram, kecap asin, lada, minyak wijen, garam, kaldu rebusan ayam, serta minyak goreng. Selain itu, untuk membuat protein utama atau Ayam Hainan, mereka menyiapkan 1 ekor ayam kampung yang sudah dipotong sesuai selera, garam, serta air untuk merebusnya. Untuk Coconut Pudding, mereka menyiapkan gula, bubuk agar-agar, coconut cream, serta air. Kemudian untuk Mango Salad, hanya memerlukan daging buah mangga yang dibentuk sesuai selera dan diberi sirup yang dapat memadukan rasa dengan Coconut Pudding.

Suasana kegiatan tampak ramai dan penuh semangat, setiap murid memiliki peran masing-masing dalam memastikan acara berjalan lancar. Aroma bahan masakan mulai tercium di udara, menambah antusiasme para peserta yang sedang menyiapkan hidangan. Di sisi lain, tawa dan semangat kompetitif terdengar dari meja permainan mahjong. Seluruh kegiatan berlangsung dengan kompak dan penuh kerjasama, mencerminkan kekompakan kelas XII-A2 dalam kebersamaan dan tanggung jawab.

Beriringan dengan proses memasak, acara permainan mahjong di seberang pohon cinta telah dimulai. Seluruh peralatan mahjong telah disiapkan sedemikian rupa. Dengan sarana meja kecil, keempat perwakilan kelompok telah siap memulai permainan. Suasana tegang dan semangat menyelimuti area pocin karena permainan mahjong ini menggunakan peraturan resmi sehingga setiap pemain wajib mengikutinya dengan seksama agar tidak terjadi pengurangan poin yang dapat berujung pada kekalahan.

Permainan dimulai dengan mengacak ubin dan menyusun sebuah persegi dengan masing-masing sisi berjumlahkan 17 tiles bertumpuk 2, artinya total setiap sisi terdapat 34 tiles. Setelah menentukan pemain untuk membuka permainan, pertandingan sesungguhnya dimulai. Masing-masing pemain mulai mengambil dan mengeluarkan ubin sesuai dengan strategi dan perhitungan mereka. Setiap kali pemain hendak mengeluarkan ubin, mereka wajib menyebutkan nama ubin tersebut dalam bahasa mandarin. Jika pemain hendak melakukan gerakan tertentu, seperti peng, chi, ataupun gang, pemain lawan dan penonton merasakan ketegangan yang begitu intens. Selain itu, pergerakan permainan yang cepat dan perhitungan yang sangat akurat dari setiap pemain menyebabkan suasana memuncak.

Menjelang akhir permainan, tangan-tangan para pemain semakin bergetar. Keringat di dahi semakin mengalir dan sorakkan penonton kian mengeras. Namun, Laoshi Budi, selaku guru mandarin kami, memberikan ekspresi yang berkebalikan. Senyuman dan tawa ringan dari Laoshi Budi menyelimuti akhir permainan mahjong, membuat pertandingan menjadi lebih ringan dan santai. 

Di sisi lain, tim masak dan tim dokumentasi dari kelompok kami mulai memanggil guru penilai. Ada guru yang telah dihubungi sebelumnya menjadi juri, tetapi banyak pula guru yang dihubungi yang secara spontan. Untungnya, semua guru St. Louis 1 bersikap ramah kepada kami. Spontanitas yang berawal dengan kekhawatiran berujung pada kebahagiaan melihat kesediaan para guru. Setiap guru yang kami datangi, baik di ruang guru maupun di lorong-lorong dengan hati terbuka mau mengikuti kami menuju pocin untuk mencicipi. 

Kepanikan, keriuhan, dan kekhawatiran dari tim masak kian menjadi seiring dengan munculnya guru-guru. Setiap makanan yang telah jadi segera di plating sehingga para guru dapat mencicipi masakan kami. Satu per satu guru-guru telah mencoba nasi Hainan. Seiring dengan meriahnya sesi penyicipan hidangan, tim masak juga memberikan selembar kertas untuk menilai makanan. Suasana heboh dan gembira mendinginkan atmosfer pocin karena guru-guru menyukai makanan yang kami masak. Komentar dengan deskripsi lengkap mereka membuat tim masak menjadi bahagia dan terpuaskan. “Kaldunya itu berasa banget. Apalagi ayamnya, bumbunya itu ngeresep banget. Nasinya juga mantap bumbunya”, ucap Bu Lidya. 

Di sisi lain, permainan mahjong telah selesai. Ketegangan itu telah memuncak dengan kemenangan, perwakilan dari kelompok tiga, Kenneth Marcelino Hartono. Selagi merayakan kemenangan, peralatan mahjong dibereskan. Di sisi lain, tim masak membereskan station-nya dan membersihkan semua peralatan yang digunakan.

Kegiatan penilaian praktik Mandarin ini berakhir dengan penuh kegembiraan dan kepuasan. Dengan kegiatan ini, kelas XII-A2 berhasil menunjukkan kekompakan, kreativitas, sportivitas, dan pemahaman mereka terkait budaya Tionghoa dengan cara yang keren dan seru. Mulai dari awal persiapan hingga akhir saat membereskan barang-barang, setiap proses yang dilalui meninggalkan momen yang berkesan.

Hari itu, kelas XII-A2 belajar banyak hal berharga seperti kerjasama, kepedulian, keberanian, sportivitas, kejujuran, dan masih banyak lagi. Tidak hanya memperoleh nilai, tetapi juga mendapat kenangan yang sangat berkesan.