Relevansi nilai hidup Romo Sandjaja di kehidupan masa kini. 

Di dalam era globalisasi, dimana perkembangan teknologi secara tidak langsung mendorong individualisme dan konsumerisme, banyak anggota masyarakat yang memprioritaskan kepentingan pribadi dan kebutuhan materi di atas kemanusiaan. Pola hidup yang berorientasi pada kepuasaan sesaat secara perlahan mengikis nilai-nilai tradisional seperti gotong royong, solidaritas, dan kesederhanaan yang terbentuk semenjak kemerdekaan Indonesia. 

Perubahan gaya hidup yang signifikan ini menimbulkan banyak tantangan sosial, seperti meningkatnya kesenjangan, dan berkurangnya kepedulian kepada kelompok yang lemah dan terpinggirkan. Di dalam konteks ini, nilai-nilai hidup yang dipegang oleh Romo sandjaja dapat menjadi pedoman yang relevan, menghadirkan kembali kebersamaan, integritas, dan tanggung jawab sosial bagi masyarakat saat ini

Nilai-Nilai hidup Romo Sandjaja

  1. Kesetiaan

Kesetiaan adalah nilai penting yang sangat dibutuhkan di zaman sekarang. Data dari Survei Integritas Organisasi (KPK, 2023) menunjukkan bahwa salah satu penyebab rendahnya indeks integritas di Indonesia adalah lemahnya komitmen individu terhadap aturan dan janji, sehingga kesetiaan menjadi nilai yang perlu terus dipelihara dalam kehidupan bermasyarakat. Saat pendudukan Jepang, Romo Sandjaja mengambil alih tugas pastoral karena misionaris Belanda ditahan, tindakannya ini menunjukkan kesetiaan yang totalitas pada gereja dan umatnya. Kita juga harus meneladani kesetiaannya dalam kehidupan kita, seperti disiplin bekerja, konsisten dalam menjaga hubungan sosial, dan keterikatan pada nilai-nilai luhur bangsa. 

  1. Keberanian

Dengan banyaknya tantangan sosial, politik, dan moral yang semakin kompleks, keberanian menjadi sangat relevan. Fakta menunjukkan, menurut Transparency International (2024), Indonesia masih berada pada peringkat 115 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi. Sama halnya dengan bagaimana Romo Sandjaja menentang ayahnya yang tidak mengizinkannya menjadi Imam, kita juga harus mencerminkan sikap keberanian  dalam kesediaan mengemukakan pendapat, membela kebenaran, serta tetap berpegang pada prinsip meskipun menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar.

  1. Kerendahan hati dan kesederhanaan

Pola hidup di masyarakat yang sekarang menonjol adalah konsumtif dan kompetitif. Data BPS (2023) tentang tingkat ketimpangan pendapatan (koefisien Gini) menunjukkan adanya kesenjangan sosial yang menuntut sikap solidaritas dan kesederhanaan. Layaknya Romo Sandjaja yang hidup sederhana dan berdekatan dengan umat kecil, kita juga harus bisa mengimplementasikan kerendahan hati dan kesederhanaan di keseharian hidup kita. Sikap sederhana seperti tidak menyombongkan diri, menghargai perbedaan pendapat, serta hidup sesuai kebutuhan tanpa berlebihan dapat membantu memupuk lingkungan yang lebih positif.

  1. Pengorbanan

Pengorbanan menjadi nilai penting karena dalam kehidupan bersama, kemajuan hanya bisa dicapai apabila individu rela melepaskan sebagian kepentingan pribadinya demi kebaikan bersama. Nilai ini relevan pada situasi saat ini ketika masyarakat dihadapkan pada krisis global, seperti perubahan iklim, pandemi, atau bencana alam, yang menuntut solidaritas dan pengorbanan. Kita harus rela berkorban demi orang-orang di sekitar kita, seperti kerelaannya untuk mewakili rekannya demi menjaga keselamatan seminaris meski harus mengorbankan nyawanya. Implementasi pengorbanan tampak pada kerja sama dalam membantu korban bencana, solidaritas sosial selama pandemi COVID-19, serta keterlibatan masyarakat dalam gerakan menjaga lingkungan

Nilai-nilai ini perlu diimplementasikan terhadap kehidupan kita sebagai seorang yang hidup di masyarakat. Mengimplementasikan nilai-nilai ini tentu tidak mudah dilakukan, namun kita dapat melakukannya dengan hal kecil dahulu seperti berani mengutarakan pendapat, membantu orang yang membutuhkan seperti teman yang kesusahan atau orang yang di jalanan dengan memberikan sembako, dan menjadi orang yang hidup rendah hati dan sederhana dengan melayani orang yang membutuhkan.

Dengan ini, dampak-dampak negatif akibat Globalisasi dapat dilawan dengan nilai-nilai yang dipegang oleh Romo Sandjaja hingga kematiannya. Kesetiaan diperlukan untuk menjaga komitmen terhadap tanggung jawab dan janji. Di dalam era maraknya ideologi individualis dan egois, penting untuk mengutamakan kepentingan bersama atas diri sendiri. keberanian penting untuk menghadapi tantangan hidup dan perubahan zaman, kerendahan hati menjadi dasar bagi terciptanya harmoni sosial di tengah kesenjangan, dan pengorbanan menjadi sarana untuk memperjuangkan kebaikan bersama. Dengan menghidupi nilai-nilai ini, masyarakat tidak hanya mampu menjaga identitas dan persatuan bangsa, tetapi juga dapat membangun kehidupan bersama yang adil, bermartabat, dan sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia.